Selasa, 28 Juli 2020

Heran Harga Brompton di Indonesia Selangit, Bule Asing: Ada Apa di Sana?

Heran Harga Brompton di Indonesia Selangit, Bule Asing: Ada Apa di Sana?
Sepeda Brompton di Tikum Cafe and Bike Repair di Jakarta Selatan, Jumat (6/12). Foto: Abdul Latif/kumparan

Demi mengikuti tren bersepeda yang tengah melejit, masyarakat pun berbondong-bondong membeli sepeda. Meski harganya mahal, Brompton jadi salah satu merek yang paling laris. Adapun hal tersebut membuat bingung para warganet asing.

Fenomena larisnya sepeda Brompton tersebut diunggah oleh akun @kismin666oys di Twitter. Dari salah satu gambar yang diunggah, disebutkan warganet asal Indonesia memborong sepeda Brompton hingga toko di Jerman tutup.

“Beli Brompton online. Semua toko di Jerman ditutup karena banyak orang +62 (Indonesia) yang borong,” kata seorang warganet dalam unggahan tersebut.

Imbas begitu besarnya minat masyarakat Indonesia, para bule asing pun keheranan. Terlebih, mereka bingung dengan orang-orang di Indonesia yang rela menggelontorkan dana puluhan bahkan ratusan juta rupiah untuk sepeda lipat asal Inggris tersebut.

Seorang bule asing yang tak diketahui identitasnya pun sampai curhat di grup Facebook Brompton Bicycle. Ia mengaku penasaran dengan apa yang terjadi di Indonesia sampai sepeda Brompton begitu laris terjual.

Heran Harga Brompton di Indonesia Selangit, Bule Asing: Ada Apa di Sana?
Sepeda Brompton. Foto: AFP/YOSHIKAZU TSUNO

“Adakah di sini (grup Brompton Bicycle) yang dari Indonesia? Saya penasaran apa yang terjadi di sana. Kenapa kalian mencoba membeli semua Brompton di seluruh penjuru dunia dan membayar dengan harga yang gila?” tulis bule asing tersebut dalam bahasa Inggris.

Meski penasaran dan ingin tahu sebabnya, bule asing tersebut kemudian merasa tak keberatan dengan fenomena tersebut, bahkan cenderung senang. Pasalnya, Brompton miliknya dan temannya sempat dibeli oleh orang Indonesia dengan harga fantastis.

“Seseorang menawar Brompton Explore milik saya seharga 4 ribu dolar (Rp58,2 juta) pekan lalu. Saya melepasnya tanpa keraguan. Teman saya menjual sepeda CHPT3 miliknya seharga 6 ribu dolar (Rp87,3 juta),” ujar bule asing tersebut.

Tak berhenti di sana, bule asing tersebut semakin terkejut ketika salah seorang temannya minta dicarikan 15 unit sepeda Brompton baru. Bahkan, disebutkan pula bahwa uang tak menjadi masalah.

“Itu benar-benar gila!” ungkap bule asing tersebut menutup curhatannya.

Kini unggahan tersebut telah viral di Twitter, dicuitkan ulang hingga lebih dari 10 ribu kali dan disukai oleh lebih dari 17 ribu orang. Beragam respon didapat warganet Indonesia, kebanyakan yang merasa heran dengan fenomena tersebut.

“Di Switzerland yang notabene nya orang kaya gaji paling tinggi aja kaga ada yg pake beginian. Banyak yang masih pake sepeda tring tring tahun 80-90,” ujar akun @nadya_annette.

“Orang Indonesia g*bl*k lagi pandemi malah banyak gaya. Besok krisis ekonomi resesi pada ngemis jual Brompton nya. "Twitter do your magic" yah,” tulis akun @ucing2020.

“Ya karena orang sono mikirnya practical dan fungsional. Point-nya ke bersepeda, bukan ke sepedanya. Kalo orang sini mah, ah syudahlah,” ungkap akun @forgraph. (bob)


SUMBER :
https://m.kumparan.com/amp/berita_vi...na-1ttJC25fLeB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar