Selasa, 28 Juli 2020

Waduh, Alat Tes Kebohongan Untuk Menguji Kekuatan 'CIUMAN' Di Tahun 1939 !

Inilah Alat Tes Kebohongan Untuk Menguji Kekuatan 'CIUMAN' Di Tahun 1939 !


Waduh, Alat Tes Kebohongan Untuk Menguji Kekuatan 'CIUMAN' Di Tahun 1939 !
ujicoba dengan ciuman

Alat tes pendeteksi kebohongan memang sudah lama menjadi hal yang menarik dan tentunya tetap menjadi sebuah kontroversi hingga saat ini,
bagi kalangan awam tentunya masih dibuat sangat penasaran bagaimana sebuah alat bisa mendeteksi seseorang berbohong atau tidak, bahkan alat pendeteksi kebohongan telah menjadi sebuah budaya yang sangat populer di masyarakat sejak lama.
Dari perkembangannya ada salah satu hal menarik dan cukup unik mengenai alat pendeteksi kebohongan ini, yaitu ketika Roy Post Kriminolog dari NYPD menemukan sebuah versinya sendiri untuk menguji alat pendeteksi kebohongan yang mereka miliki.

Waduh, Alat Tes Kebohongan Untuk Menguji Kekuatan 'CIUMAN' Di Tahun 1939 !
postometer alat deteksi kebohongan

Alat tersebut mereka namakan Postometer, alat tersebut melakukan tes secara teoritis untuk mendeteksi tidak hanya tersangka kriminal, tetapi juga menemukan sebuah kebenaran, atau bahkan sebaliknya, yang muncul dari reaksi seseorang terhadap stimulus emosional.
Subjek percobaan dari alat Postometer menempatkan tangan mereka di atas sepasang pelat yang terbuat dari logam. Tekanan dan suhu darah mereka menghasilkan arus listrik kecil, yang nantinya akan menunjukkan perubahan emosional dari si subjek tersebut. Postometer akan menguatkan arus ini dan menampilkan levelnya pada jarum dan dial. Dan untuk mengujinya, mereka melakukan percobaan dengan melakukan "CIUMAN", karena mereka menganggap jika sebuah ciuman akan merubah reaksi emosional seseorang.

Waduh, Alat Tes Kebohongan Untuk Menguji Kekuatan 'CIUMAN' Di Tahun 1939 !
postometer test

Waduh, Alat Tes Kebohongan Untuk Menguji Kekuatan 'CIUMAN' Di Tahun 1939 !
postometer test

Walaupun alat pendeteksi kebohongan terus mengalami perubahan seiring perkembangan teknologi, tetapi pada umumnya penilaian poligrafi oleh banyak lembaga ilmiah dan badan pemerintah umumnya menunjukkan bahwa poligraf masih sangat tidak akurat untuk menentukan sebuah kebohongan atau kejujuran seseorang, karena masih dianggap mudah dikalahkan oleh tindakan rekayasa emosional dari beberapa orang yang mampu melakukannya, dan alat tes pendeteksi kebohongan merupakan cara yang tidak sempurna atau tidak valid untuk menilai atau mencari sebuah kebenaran. Terlepas dari klaim 90% validitas oleh advokat poligraf, Dewan Riset Nasional tidak menemukan bukti efektivitas dari alat tersebut. The American Psychological Association menyatakan, "Sebagian besar psikolog setuju bahwa hanya ada sedikit bukti bahwa tes poligraf dapat secara akurat mendeteksi kebohongan."

Waduh, Alat Tes Kebohongan Untuk Menguji Kekuatan 'CIUMAN' Di Tahun 1939 !
pasangan menguji alat postometer

Nah, gimana kalau menurut gansis? apakah alat pendeteksi kebohongan memang terbukti untuk mencari jawaban terutama dalam mengungkap kasus hukum?
apakah seseorang bisa dengan akurat diketahui jika dirinya berbohong atau tidak dengan alat tersebut? ya tentu semua kembali ke masing-masing, tapi kalau alat tersebut cuma untuk mengetes tingkat emosional seseorang ya mungkin memang bisa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar