Inilah Alat Tes Kebohongan Untuk Menguji Kekuatan 'CIUMAN' Di Tahun 1939 !
ujicoba dengan ciuman
Alat tes pendeteksi kebohongan memang sudah lama menjadi hal yang
menarik dan tentunya tetap menjadi sebuah kontroversi hingga saat ini,
bagi kalangan awam tentunya masih dibuat sangat penasaran bagaimana
sebuah alat bisa mendeteksi seseorang berbohong atau tidak, bahkan alat
pendeteksi kebohongan telah menjadi sebuah budaya yang sangat populer di
masyarakat sejak lama.
Dari perkembangannya ada salah satu hal menarik dan cukup unik mengenai
alat pendeteksi kebohongan ini, yaitu ketika Roy Post Kriminolog dari
NYPD menemukan sebuah versinya sendiri untuk menguji alat pendeteksi
kebohongan yang mereka miliki.
postometer alat deteksi kebohongan
Alat tersebut mereka namakan Postometer, alat tersebut melakukan tes
secara teoritis untuk mendeteksi tidak hanya tersangka kriminal, tetapi
juga menemukan sebuah kebenaran, atau bahkan sebaliknya, yang muncul
dari reaksi seseorang terhadap stimulus emosional.
Subjek percobaan dari alat Postometer menempatkan tangan mereka di atas
sepasang pelat yang terbuat dari logam. Tekanan dan suhu darah mereka
menghasilkan arus listrik kecil, yang nantinya akan menunjukkan
perubahan emosional dari si subjek tersebut. Postometer akan menguatkan
arus ini dan menampilkan levelnya pada jarum dan dial. Dan untuk
mengujinya, mereka melakukan percobaan dengan melakukan "CIUMAN", karena
mereka menganggap jika sebuah ciuman akan merubah reaksi emosional
seseorang.
postometer test
postometer test
Walaupun alat pendeteksi kebohongan terus mengalami perubahan seiring
perkembangan teknologi, tetapi pada umumnya penilaian poligrafi oleh
banyak lembaga ilmiah dan badan pemerintah umumnya menunjukkan bahwa
poligraf masih sangat tidak akurat untuk menentukan sebuah kebohongan
atau kejujuran seseorang, karena masih dianggap mudah dikalahkan oleh
tindakan rekayasa emosional dari beberapa orang yang mampu melakukannya,
dan alat tes pendeteksi kebohongan merupakan cara yang tidak sempurna
atau tidak valid untuk menilai atau mencari sebuah kebenaran. Terlepas
dari klaim 90% validitas oleh advokat poligraf, Dewan Riset Nasional
tidak menemukan bukti efektivitas dari alat tersebut. The American
Psychological Association menyatakan, "Sebagian besar psikolog setuju
bahwa hanya ada sedikit bukti bahwa tes poligraf dapat secara akurat
mendeteksi kebohongan."
pasangan menguji alat postometer
Nah, gimana kalau menurut gansis? apakah alat pendeteksi kebohongan
memang terbukti untuk mencari jawaban terutama dalam mengungkap kasus
hukum?
apakah seseorang bisa dengan akurat diketahui jika dirinya berbohong
atau tidak dengan alat tersebut? ya tentu semua kembali ke
masing-masing, tapi kalau alat tersebut cuma untuk mengetes tingkat
emosional seseorang ya mungkin memang bisa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar